LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Gurindam

Gurindam adalah karya sastra asli Melayu yang cukup populer di Indonesia. Konon, asal gurindam adalah dari India.

Pengertian Gurindam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gurindam adalah "sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat".

Ciri-Ciri Gurindam

Gurindam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Setiap bait gurindam terdiri dari dua baris (larik).
  2. Baris satu dan baris dua berakhiran rima yang sama (a-a).
  3. Kedua baris merupakan isi (tidak ada sampiran sebagaimana pantun kilat) sebab kedua baris saling berkaitan.
  4. Baris pertama gurindam adalah syarat dan baris kedua adalah jawabnya.
  5. Gurindam biasanya berupa nasihat atau petuah.
  6. Setiap baris biasanya terdiri dari 3 s.d. 5 kata.
  7. Setiap baris biasanya terdiri dari 8 s.d. 15 suku kata.

Contoh-contoh gurindam:

(1) Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat.

(2) Pikir dahulu sebelum berkata
supaya terelak silang sengketa.

(3) Perkataan tajam jika dilepas
Ibarat beringin racun dan upas.

(4) Kalau mulut tajam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar.

(5) Siapa menggemari silang-sengketa
Kelaknya pasti berdukacita

(6) Silang-selisih jangan dicari
Jika tersua janganlah lari

Sumber: Volksamanak, sebagaimana tersebut dalam Buku Puisi Lama karya Sutan Takdir Alisjahbana (Cetakan 1 tahun 1946).

Perbedaan Antara Karmina (Pantun Kilat) Dengan Gurindam


Dalam sastra Melayu Klasik, puisi dua baris dapat mengambil beberapa bentuk, seperti karmina dan gurindam.

Yang dimaksud dengan gurindam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring adalah "sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat." Sementara definisi karmina adalah "pantun dua seuntai (pantun kilat), baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi berupa sindiran dengan rumus rima a-a."

Karmina dan gurindam sama-sama terdiri dari dua baris dalam satu bait. Selain itu, tiap baitnya juga bersifat mandiri (tidak membutuhkan bait lainnya). Rima yang digunakan juga sama (a-a).

Jika ditinjau dari arti kamus, perbedaan karmina dan gurindam terletak pada maksudnya, yakni karmina untuk sindiran dan gurindam berisi nasihat. Akan tetapi, perbedaan ini kurang jelas, karena sindiran juga bisa berarti nasihat, dan nasihat juga bisa disampaikan dalam bentuk sindiran.

Menurut saya, letak utama perbedaan karmina dan gurindam adalah sebagai berikut.
  • Karmina: terdiri dari sampiran dan isi, baris pertama adalah sampiran, sedangkan baris kedua adalah isi. Sampiran tidak harus berhubungan dengan isi, meskipun bisa menunjang isi.
  • Gurindam: semua baris adalah isi, baris pertama berupa syarat, sedangkan baris kedua berupa jawab.

Perhatikan contoh karmina berikut.
Pinggan tak retak nasi tak dingin
Tuan tak hendak kami tak ingin

Perhatikan contoh gurindam berikut
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka

Lihat pada karmina di atas, baris satu (sampiran) tidak ada hubungan sama sekali dari segi makna dengan baris dua. Apa hubungan makna “pinggan tak retak nasi tak dingin” dengan “tuan tak hendak kami tak ingin”? Tidak ada. Jika ada pun, itu dicari-cari dahulu dan hubungannya mungkin jauh sekali. Hubungan dua baris tersebut hanya berada pada bunyi dan irama sehingga kedengaran merdu di telinga dan lebih mengena di hati.

Lain halnya dengan gurindam. Pada contoh bait dalam gurindam di atas, ada persesuaian maksud antara baris pertama dan kedua, yakni "tanda orang yang amat celaka" (dalam gurindam ini disebut sebagai baris syarat) ialah "aib dirinya tiada ia sangka" (dalam gurindam ini disebut dengan baris jawab). Hubungan makna sangat dekat, yakni orang yang tidak pernah introspeksi diri akan celaka dalam kehidupannya karena ia tidak pernah mengetahui kelemahan dirinya.

Referensi

Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring (badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php)

Post a Comment

Arsip