LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Pantun Talibun

Artikel ini menjelaskan mengenai pantun talibun yang merupakan kekayaan sastra Nusantara dan Melayu. Silakan baca penjelasan mengenai pantun talibun sebagaimana di bawah ini.


Pengertian Pantun Talibun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring, yang dimaksud dengan talibun adalah sebagai berikut:

"Bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari 4, biasanya antara 16—20, serta mempunyai persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga seperti pantun, dengan jumlah baris genap, seperti 6, 8, atau 12 baris)."

Berdasarkan definisi tersebut, talibun yang berbentuk pantun (dalam artikel ini disebut pantun talibun) memiliki jumlah baris genap lebih dari 4 baris, yaitu antara 6 s.d. 12 baris.

Ciri-Ciri atau Karakteristik Pantun Talibun

  • Baitnya memiliki jumlah baris genap, yaitu antara 6 s.d. 12 baris, yang paling umum jumlahnya adalah 6 dan 8 baris.
  • Memiliki rima bersilang sesuai dengan jumlah barisnya, yaitu a-b-c-a-b-c (6 baris), a-b-c-d-a-b-c-d (8 baris), dst.
  • Paruh pertama dari bait adalah sampiran dan paruh berikutnya adalah isi. Jika pantun talibun terdiri 6 baris, 3 baris pertama adalah sampiran dan 3 baris berikutnya adalah isi. Jika pantun talibun terdiri 8 baris, 4 baris awal adalah sampiran dan 4 baris berikutnya adalah isi. Demikian seterusnya.
  • Tiap baris pada umumnya terdiri dari 8 s.d. 12 suku kata (syarat ini tidak mutlak harus dipenuhi).

Contoh Pantun Talibun 6 Baris

(1)
Kalau anak pergi ke pekan (a)
Yuk beli belanak beli (b)
Ikan panjang beli dahulu (c)
Kalau anak pergi berjalan (a)
Ibu cari sanak pun cari (b)
Induk semang cari dahulu (c)

Catatan:
1.Pekan= pasar
2.Belanak= jenis ikan laut
3.Induk semang= orang perempuan yang mengambil orang lain menjadi karib baiknya; orang yang memberi pekerjaan; orang yang memegang rumah pemondokan.

(2)
Telah penat saya mendaki (a)
Mendaki batu berjenjang (b)
Bulan tak juga terang-terangnya (c)
Telah lelah saya menanti (a)
Telah putih mata memandang (b)
Engkau tak kunjung datang juga (c)

Catatan:
Berjenjang= bertingkat-tingkat

(3)
Selasih di rimba Jambi (a)
Rotan ditarik orang pauh (b)
Putus akarnya di jerami (c)
Kasih pun baru dimulai (a)
Tuan bawa berjalan jauh (b)
Itu menghina hati kami (c)

Catatan:
Selasih= nama tumbuhan

(4)
Lada dan santan dalam gulai (a)
Beri tambahan daun salam (b)
Sayur buat pemakan nasi (c)
Selama badan kita bercerai (a)
Nasi dimakan rasa sekam (b)
Air diminum rasa duri (c)

Catatan:
Sekam= kulit padi sesudah padi ditumbuk

(5)
Pandan berbunga hanya lagi (a)
Anak buaya makan pauh (b)
Daun digulung di kepala (c)
Jauh lautan dilayari (a)
Banyak bahaya yang ditempuh (b)
Lamun untung bertemu juga (c)

Catatan:
Lamun= namun, meskipun

(6)
Bangau lantak terbang sekawan (a)
Tegak terdiam di pematang (b)
Naik ke pulau semuanya (c)
Kalau tidak karena tuan (a)
Tidak badan kembali pulang (b)
Baik di rantau selamanya (c)

(7)
Baik ditanam batang padi (a)
Jauhkan tampang anak pisang (b)
Halaukan sapi dalam rimba (c)
Adakah penyayang orang sini (a)
Bawa menumpang anak dagang (b)
Kalau nanti membalas guna (c)

Catatan:
Dagang= dari negeri asing, niaga

(8)
Aur duri baru ditanam (a)
Aur di tebing Batang Asai (b)
Bunga kesumba dari Barus (c)
Hancur bumi, kiamat alam (a)
Hancur daging, tulang berkisai (b)
Kasih di adik tidak putus (c)

Catatan:
1.Aur= buluh
2.Berkisai= bercerai-cerai, terurai

(9)
Baru terjerat saja burung (a)
Dibeli orang dari pekan (b)
Dari Lahat tanah Palembang (c)
Baru melihat tuan kandung (a)
Kembali semangat pada badan (b)
Rasa berobat kasih-sayang (c)

(10)
Rama-rama di surau gedang (a)
Surat jatuh ke balik tabir (b)
Pipit senandung makan padi (c)
Selama tuan di rantau orang (a)
Obat jauh penyakit hampir (b)
Sakit ditanggung seorang diri (c)

Catatan:
Rama-rama= sejenis kupu-kupu

(11)
Bunga kujarat dalam taman (a)
Ikan berenang dalam tebat (b)
Suntingkan pada anak dara (c)
Tuan yang sangat diharapkan (a)
Junjungan sampai ke akhirat (b)
Pembimbing badan ke surga (c)

Catatan:
1.Kujarat= sejenis bunga
2.Tebat= tambak untuk menyekat pengaliran air; empang; bendung
3.Suntingkan= pinangkan, pakaikan bunga di rambut

(12)
Tatkala pandan ditugalkan (a)
Makanan burung sedang terbang (b)
Terbang membubung ke langit tinggi (c)
Tatkala tuan akan berjalan (a)
Janji yang sudah kita karang (b)
Sekarang tinggal menepati (c)

Catatan:
1.Tugal= membuat lubang benih di tengah dengan tongkat yang runcing
2.Karang= susun

Contoh Pantun Talibun 8 Baris

(1)
Sejak berbunga daun pandan (a)
Banyaklah tikus di pematang (b)
Anak buaya datang pula (c)
Daun selasih tambah banyak (d)
Sejak semula dagang berjalan (a)
Tidak putus dirundung malang (b)
Banyak bahaya yang menimpa (c)
Namun kasih berpaling tidak (d)

Catatan:
Dagang= dari negeri asing, niaga. Mungkin yang dimaksud adalah pemantun berasal dari negeri asing (pengembara).

(2)
Siapa berlangir di tepian (a)
Jangan dahulu balik pulang (b)
Rusa terdampar dalam lembah (c)
Ekornya hitam kena bara (d)
Kakanda berlayar ke lautan (a)
Banyak memetik bunga kembang (b)
Adinda tinggal tengah rumah (c)
Tidur bertilam air mata (d)

Catatan:
1.Berlangir= berkeramas dengan langir (sejenis ramuan pencuci rambut)
2.Tilam= kasur

(3)
Naik gunung rimba kelibut, (a)
Ke rimba kayu jati, (b)
Kayu gedang banyak berbuah, (c)
Bercampur dengan kayu kamat. (d)
Gegap-gentar hamba menyebut, (a)
Penghulu banyak yang sakti, (b)
Tuanku banyak yang bertuah, (c)
Alim-ulama banyak keramat. (d)

Catatan:
1.Kamat= sejenis kayu
2.Penghulu= kepala adat
3.Gegap gentar= gemetar dan takut

Referensi
1.Puisi Lama, karya Sutan Takdir Alisjahbana.
2.Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring (badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php)

Post a Comment

Arsip