LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf B

Menurut KBBI, peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu.

Peribahasa dapat berupa pepatah, ungkapan, perumpamaan, bidal, pemeo, dan tamsil/ibarat.

Berikut ini arti peribahasa dalam bahasa Indonesia yang berawalan huruf B.

1. Babi merasa gulai.
Artinya: menyama-nyamai orang besar (kaya).

2. Badai pasti berlalu.
Artinya: setiap kesulitan hidup pasti akan berkurang dan akhirnya hilang.

3. Badak makan anak.
Artinya: ayah membuang anaknya karena takut akan musnah kebesarannya (pada raja-raja zaman dahulu).

4. Badan terasa bayang-bayang.
Artinya: kehilangan semangat.

5. Bagai (guna) alu sesudah menumbuk dicampakkan.
Artinya: dihargai sewaktu diperlukan, setelah tidak berguna lagi dibuang.

6. Bagai air di daun talas.
Artinya: selalu berubah-ubah (tidak tetap pendirian).

7. Bagai air pembasuh kaki.
Artinya: direndahkan.

8. Bagai air titik ke batu.
Artinya: orang jahat susah menerima nasihat baik.

9. Bagai alu pencungkil duri.
Artinya: melakukan sesuatu yang tidak mungkin berhasil.

10. Bagai anai-anai diinjak gajah.
Artinya: keadaan yang kacau balau.

11. Bagai anak baru berbedung.
Artinya: masih muda, belum banyak pengalaman.

12. Bagai anak bercerai susu.
Artinya: sangat tersiksa.

13. Bagai anak dara mabuk andam.
Artinya: perempuan yang pandai berpura-pura sopan.

14. Bagai anak sepat ketohoran.
Artinya: berbaring bermalas-malasan.

15. Bagai anjing beranak enam.
Artinya: kurus sekali.

16. Bagai anjing makan muntahnya.
Artinya: menghalalkan segala cara dalam mencari rezeki.

17. Bagai anjing melintang denai.
Artinya: sangat gembira (sombong).

18. Bagai anjing menggonggong tulang.
Artinya: tingkah laku orang yang rakus.

19. Bagai anjing terjepit di pagar.
Artinya: orang yang merasa serba salah dan tidak berdaya.

20. Bagai awan berarak.
Artinya: hati yang sedang gundah.

21. Bagai ayam dibawa ke lampok.
Artinya: keheranan melihat sesuatu.

22. Bagai ayam dimakan tungau.
Artinya: orang yang sedang tidak sehat, wajahnya pucat.

23. Bagai ayam kecundang.
Artinya: orang yang sedang ketakutan.

24. Bagai ayam lepas taji.
Artinya: orang yang hidupnya serba kekurangan karena kehilangan tumpuan hidup.

25. Bagai ayam termakan rambut.
Artinya: orang yang habis kehabisan napas.

26. Bagai babi kelaparan.
Artinya: mengamuk dan bertindak tanpa perhitungan.

27. Bagai balam dengan ketitir.
Artinya: perihal dua orang yang selalu bertengkar, masing-masing membanggakan dirinya.

28. Bagai bangkai bernyawa.
Artinya: kurus sekali.

29. Bagai bangkai hanyut.
Artinya: diam kaku tak berdaya.

30. Bagai batu jatuh ke lubuk.
Artinya: hilang lenyap (orang yang meninggalkan tempat).

31. Bagai beliung dengan asahan.
Artinya: sangat karib (tidak pernah bercerai).

32. Bagai belut digetil ekor.
Artinya: lancar (cepat sekali).

33. Bagai belut diregang.
Artinya: seseorang yang tinggi kurus.

34. Bagai belut kena ranjau (getah).
Artinya: seseorang yang licik dan cerdik dapat juga tertangkap atau tertipu.

35. Bagai bertanak di kuali.
Artinya: bermurah hati kepada orang lain sehingga mendatangkan kesusahan kepada diri sendiri.

36. Bagai beruk kena ipuh.
Artinya: menggeliat-geliat karena kesakitan dan sebagainya.

37. Bagai berumah di tepi tebing.
Artinya: selalu tidak aman hatinya.

38. Bagai budak-budak makan pisang.
Artinya: tidak mudah ditipu dan sebagainya.

39. Bagai bulan dengan matahari.
Artinya: sebanding; sesuai.

40. Bagai bulan kesiangan.
Artinya: pucat dan lesu.

41. Bagai bunyi cempedak jatuh.
Artinya: bunyi seperti barang berat jatuh.

42. Bagai bunyi siamang kenyang.
Artinya: banyak bicara karena mendapat kesenangan.

43. Bagai burung dalam sangkar emas.
Artinya: hidup mewah tetapi terkekang dan tidak bahagia.

44. Bagai dawat dengan kertas.
Artinya: tidak pernah bercerai; tidak dapat dipisahkan.

45. Bagai dekan di bawah pangkal buluh.
Artinya: seseorang yang pandai menyimpan rahasia.

46. Bagai denai gajah lalu.
Artinya: hal yang tidak mungkin dapat disembunyikan.

47. Bagai dientak alu luncung.
Artinya: dialahkan oleh orang lemah (bodoh).

48. Bagai dulang dengan tudung saji.
Artinya: sangat serasi.

49. Bagai duri dalam daging.
Artinya: selalu terasa tidak menyenangkan hati; sesuatu yang selalu menyakitkan hati atau mengganggu pikiran.

50. Bagai empedu lekat di hati.
Artinya: sangat karib, tidak terceraikan (tentang persahabatan, orang berkasih-kasihan, dan sebagainya).

51. Bagai gadis jolong bersubang.
Artinya: sombong atau sangat riang (karena baru saja menjadi kaya, berpangkat tinggi, dan sebagainya).

52. Bagai galah di tengah arus.
Artinya: menggigil keras; selalu berkeluh kesah (gelisah dan sebagainya).

53. Bagai galah dijual.
Artinya: sudah habis hartanya (untuk berjudi dan sebagainya).

54. Bagai garam jatuh ke air.
Artinya: nasihat dan sebagainya yang mudah diterima.

55. Bagai geluk tinggal di air.
Artinya: orang yang hanya menunggu bantuan orang lain.

56. Bagai getah dibawa ke semak.
Artinya: makin kusut (tentang perkara).

57. Bagai ikan dalam keroncong.
Artinya: tidak tertolong lagi; tidak ada harapan lagi untuk meloloskan diri.

58. Bagai ikan kena tuba.
Artinya: banyak orang sakit atau mati dalam sebuah kampung (negeri).

59. Bagai ilak bercerai dengan benang.
Artinya: bercerai untuk selama-lamanya (tidak akan bertemu lagi).

60. Bagai inai dengan kuku.
Artinya: tidak pernah bercerai.

61. Bagai itik pulang petang.
Artinya: sangat lambat (jalannya).

62. Bagai jampuk kesiangan hari.
Artinya: kebingungan atau termenung karena kehilangan akal.

63. Bagai jawi ditarik keluan.
Artinya: menurut saja (karena tidak dapat melawan).

64. Bagai jawi terkurung.
Artinya: sangat gelisah atau kurang senang karena terpingit atau terikat oleh adat.

65. Bagai kacang direbus satu.
Artinya: melonjak-lonjak kegirangan.

66. Bagai kambing dibawa ke air.
Artinya: enggan sekali mengerjakan suatu pekerjaan.

67. Bagai kambing harga dua kupang.
Artinya: berkelakuan yang kurang senonoh; kekanak-kanakan.

68. Bagai kapal tidak bertiang.
Artinya: perihal negeri atau perkumpulan (perhimpunan) yang tidak mempunyai pemimpin.

69. Bagai kapas dibusur.
Artinya: putih bersih.

70. Bagai keluang bebar petang.
Artinya: ramai-ramai berkerumun.

71. Bagai kena santung pelalai.
Artinya: gadis yang lupa (tidak ingat) akan bersuami (karena diguna-gunai orang).

72. Bagai kerakap tumbuh di atas batu, hidup enggan mati tak mau.
Artinya: hidup dalam kesukaran (kemelaratan) terus menerus.

73. Bagai kinantan hilang taji.
Artinya: seseorang yang telah kehilangan penghargaan.

74. Bagai kucing dibawakan lidi.
Artinya: sangat ketakutan.

75. Bagai kucing lepas senja.
Artinya: sukar dicari.

76. Bagai kuku dengan daging.
Artinya: tidak terceraikan; tidak pernah bercerai.

77. Bagai kuku dengan isi.
Artinya: sukar diceraikan; tidak pernah bercerai.

78. Bagai langau di ekor gajah.
Artinya: selalu tunduk kepada kemauan orang besar atau orang pandai.

79. Bagai manik putus talinya (pengarang).
Artinya: perihal air mata yang bercucuran.

80. Bagai melihat asam.
Artinya: ingin sekali.

81. Bagai melulusi baju sempit, bagai terbuang ke sisiran.
Artinya: seseorang yang merasa senang karena terlepas dari kesusahan.

82. Bagai membakar tunam basah.
Artinya: hal mengajar anak yang bodoh, sukar dimengerti (diterima) pelajaran itu olehnya.

83. Bagai menakik darah mati dari alu (bagai menakik darah mati dari batu).
Artinya: bekerja keras tetapi sedikit hasilnya.

84. Bagai mendapat durian runtuh.
Artinya: mendapat keuntungan yang tidak tersangka-sangka atau tidak dengan bersusah payah.

85. Bagai menentang matahari.
Artinya: melawan atau menyanggah kekuatan atau kekuasaan yang jauh lebih tinggi daripada kuasa atau kekuatan penyanggah itu tentu akan binasa.

86. Bagai menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan.
Artinya: melakukan suatu pekerjaan setelah mendapatkan kesukaran, pekerjaan itu ditinggalkan.

87. Bagai menghela rambut dalam tepung.
Artinya: pekerjaan yang sulit atau pekerjaan yang harus dikerjakan dengan hati-hati sekali.

88. Bagai menghela tali jala.
Artinya: sangat berhati-hati.

89. Bagai menyandang galas tiga.
Artinya: pekerjaan yang ringan, tetapi sukar melakukannya.

90. Bagai menyesah kain dapat.
Artinya: memakai sesuatu barang (pinjaman) dengan sekehendak hati saja.

91. Bagai menyukat belut.
Artinya: pekerjaan yang sia-sia.

92. Bagai orang kena miang.
Artinya: gelisah sekali karena mendapat malu.

93. Bagai pahat, tidak ditukul, tidak makan.
Artinya: orang yang hanya mau bekerja apabila diperintah.

94. Bagai pelita kehabisan minyak.
Artinya: tidak berseri-seri lagi.

95. Bagai perian pecah.
Artinya: suara yang sember (tidak merdu).

96. Bagai pimping di lereng.
Artinya: orang yang tidak berpendirian tetap.

97. Bagai pintu tak berpasak, perahu tak berkemudi.
Artinya: sesuatu yang membahayakan.

98. Bagai pucuk (enau) dilancarkan (diluncurkan).
Artinya: sangat lancar; cepat sekali.

99. Bagai pucuk pisang didiang.
Artinya: lemah sekali; tidak bertenaga.

100. Bagai rambut dibelah tujuh (seribu).
Artinya: sedikit (kecil) sekali.

101. Bagai rupa orang terkena beragih.
Artinya: bermuka masam karena rugi dan sebagainya (dalam perdagangan).

102. Bagai serangkak tertimbakan.
Artinya: berjalan miring karena cacat pada tubuhnya.

103. Bagai serdadu pulang baris.
Artinya: orang yang kelihatannya selalu bergaya, tetapi pekerjaannya berat dan berbahaya.

104. Bagai si bisu berasian (bermimpi), terasa ada terkatakan tidak.
Artinya: tidak dapat mengatakan meskipun tahu (mengerti).

105. Bagai si kudung beroleh cincin.
Artinya: beroleh keuntungan, tetapi tidak dapat menikmatinya.

106. Bagai si kudung panji berbelut.
Artinya: pekerjaan yang dilaksanakan tidak berdasarkan kemampuan akan sia-sia.

107. Bagai si lumpuh hendak merantau.
Artinya: tidak mungkin dikerjakan.

108. Bagai siamang kurang kayu.
Artinya: sangat bersedih hati karena menderita kekurangan.

109. Bagai sirangkak tertimbakan.
Artinya: berjalan miring karena cacat pada tubuhnya.

110. Bagai tanduk bersendi gading.
Artinya: jodoh yang tidak sepadan.

111. Bagai tanduk diberkas.
Artinya: sangat sukar untuk disatukan (karena tidak sepaham atau sependirian).

112. Bagai tikus membaiki labu.
Artinya: orang yang mencoba memperbaiki sesuatu yang tidak diketahuinya, akhirnya merusaknya.

113. Bagai unta menyerahkan diri.
Artinya: amat patuh menurut perintah; mengaku salah dan bertobat; menyerah dan menurut.

114. Bagaikan rama-rama masuk api.
Artinya: musnah dengan cepat.

115. Bagaimana bunyi gendang, begitulah tarinya.
Artinya: menurut segala perintah untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

116. Bagaimana ditanam, begitulah dituai.
Artinya: tiap-tiap orang berbuat jahat, jahat pula balasannya, demikian pula kebalikannya; seseorang akan mendapat balasan seperti yang diperbuatnya.

117. Bahasa menunjukkan bangsa.
Artinya: budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).

118. Baik berjagung-jagung sementara padi belum masak.
Artinya: lebih baik dipakai dulu yang ada sementara yang baru belum didapatkan.

119. Baik rupa sepemandangan, baik bunyi sependengaran.
Artinya: cocok; seia sekata.

120. Bajak patah banting terambau.
Artinya: menderita kecelakaan bertimpa-timpa.

121. Bajak selalu di tanah yang lembut.
Artinya: orang yang selalu menderita adalah orang yang lemah.

122. Bajak sudah terdorong ke bancah.
Artinya: sudah terlanjur (tidak dapat kembali).

123. Baji dahan membelah dahan.
Artinya: memboroskan harta tuannya.

124. Baju indah dari balai, tiba di rumah menyarungkan.
Artinya: hukuman sudah diputuskan dan tidak boleh dibanding lagi.

125. Bak ilmu padi, kian berisi kian runduk.
Artinya: selalu merendahkan diri (tidak sombong).

126. Bak mandi di air kiambang, pelak lepas gatal pun datang.
Artinya: sesuatu yang diperoleh sekalipun berguna juga, tetapi kemudian mendatangkan yang lebih menyiksa.

127. Bak menanti orang dahulu, bak melalah orang kudian.
Artinya: melakukan sesuatu yang sia-sia.

128. Bak tengguli ditukar cuka.
Artinya: suatu kejadian yang bertukar dari keadaan yang menggembirakan ke keadaan yang menyedihkan.

129. Bala lalu dibawa singgah.
Artinya: sengaja mencari kesusahan (kecelakaan).

130. Banyak menelan garam hidup.
Artinya: banyak berpengalaman hidup.

131. Banyak orang banyak ragamnya.
Artinya: tiap-tiap orang mempunyai pendapat (kemauan) sendiri-sendiri.

132. Barang siapa menggali lubang, ia akan terperosok ke dalamnya.
Artinya: siapa yang berniat (berbuat) jahat terhadap orang lain akan mendapat kecelakaan sendiri.

133. Barang siapa yang berketuk ialah yang bertelur.
Artinya: siapa yang merasa tersindir, dialah yang berbuat seperti yang disindirkan itu.

134. Barang tergenggam jatuh terlepas.
Artinya: sesuatu yang sudah dikuasai (dimiliki), terlepas lagi (menderita kemalangan).

135. Baru (belum) beranjur, sudah tertarung.
Artinya: baru akan dimulai sudah mendapat rintangan.

136. Batang betung beruas-ruas.
Artinya: sangat jujur; lurus hati.

137. Batu hitam tak bersanding.
Artinya: tampaknya lemah lembut, tetapi keras hatinya (sukar mengalahkannya, melawannya, dan sebagainya).

138. Bau busuk tidak berbangkai.
Artinya: celaan (fitnah dan sebagainya) yang tidak benar.

139. Baunya setahun pelayaran.
Artinya: berbau busuk sekali.

140. Bayang-bayang disangka tubuh.
Artinya: mengharapkan sesuatu yang belum pasti.

141. Bayang-bayang sepanjang badan.
Artinya: tepat benar menurut keadaannya (harapannya, kemampuannya, dan sebagainya).

142. Bayang-bayang tidak sepanjang badan.
Artinya: berbuat sesuatu yang melebihi dari (tidak sesuai dengan) kemampuannya.

143. Beban berat senggulung batu.
Artinya: melakukan pekerjaan yang berat dan sukar, sedangkan alat untuk melaksanakannya atau membantunya kurang baik.

144. Becermin di air keruh.
Artinya: mencontoh perbuatan yang kurang baik.

145. Belakang parang lagi jika diasah niscaya tajam.
Artinya: sebodoh-bodohnya orang, jika berusaha dan belajar akan menjadi pandai.

146. Belalang dapat menuai.
Artinya: dapat keuntungan tanpa disengaja.

147. Belalang dapat menuai.
Artinya: dapat keuntungan tanpa disengaja.

148. Belalang hendak menjadi elang.
Artinya: orang bodoh (hina) berlaku seperti orang pandai (terhormat).

149. Belanak bermain di atas karang.
Artinya: ombak besar (sehingga ikan belanak yang biasanya senang diam dalam pasir laut, naik ke permukaan laut).

150. Belukar sudah menjadi rimba.
Artinya: kesalahan yang tidak dapat diperbaiki lagi.

151. Belum (sudah) diasapi kemenyan.
Artinya: belum (sudah) kawin.

152. Belum beranak sudah ditimang, belum duduk sudah berlunjur.
Artinya: terlampau cepat gembira sebelum maksud tercapai.

153. Belum bergigi hendak mengunyah (menggigit).
Artinya: hendak melakukan sesuatu, tetapi belum ada sarananya.

154. Belum bertaji, hendak berkokok.
Artinya: belum berilmu (kaya, kuasa, dan sebagainya) sudah hendak menyombongkan diri.

155. Belum diajun, sudah tertarung.
Artinya: baru hendak melakukan sesuatu sudah mendapat halangan.

156. Belum dipanjat asap kemenyan.
Artinya: belum kawin.

157. Belum duduk, belunjur dulu (belum duduk, sudah belunjur) (belum duduk, sudah mengunjur).
Artinya: sudah bergirang hati lebih dahulu sebelum tercapai apa yang dikehendaki.

158. Belum punya kuku hendak mencubit.
Artinya: belum mempunyai kekuasaan sudah hendak mencari-cari kesalahan orang.

159. Belum tahu di pedas lada.
Artinya: masih muda sekali; belum berpengalaman.

160. Belum tegak, hendak berlari.
Artinya: lekas-lekas hendak marah, sebelum mengetahui benar kesalahan orang yang hendak dimarahi.

161. Belum tentu hilir mudiknya.
Artinya: belum tentu keputusan atau kesudahan suatu hal atau perkara.

162. Belum tentu si upik si buyungnya.
Artinya: belum tentu kesudahannya.

163. Benci akan mencit rengkiang disunu.
Artinya: sebab takut akan bahaya yang kecil, dibuanglah keuntungan yang banyak.

164. Beraja di hati, bersultan di mata (beraja di mata, bersultan di hati).
Artinya: menurutkan kemauan sendiri.

165. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Artinya: bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

166. Beranak tiada berbidan.
Artinya: mendapat kesusahan (kecelakaan dan sebagainya) karena salahnya sendiri.

167. Berani hilang tak hilang, berani mati tak mati.
Artinya: melakukan pekerjaan hendaklah jangan tanggung-tanggung atau takut-takut.

168. Berani malu, takut mati.
Artinya: berani melakukan pekerjaan terlarang, setelah ketahuan baru menyesal.

169. Berani menjual, berani membeli (berani pegang, berani tanggung).
Artinya: jika berani mengatakan (memerintahkan), hendaknya berani melakukan juga.

170. Berani sendok pengedang, air hangat direnanginya.
Artinya: perihal orang berani, tetapi bodoh.

171. Berapa berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Artinya: betapapun menderita orang melihat, lebih menderita orang yang mengalami (kesusahan dan sebagainya).

172. Berarak ke tebing.
Artinya: melakukan pekerjaan yang mendapatkan kecelakaan atau kerugian.

173. Berarak tidak berlari.
Artinya: berbuat sebagaimana mestinya.

174. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Artinya: bersama-sama dalam suka dan duka; suka duka, baik buruk sama-sama ditanggung.

175. Berat sepikul, ringan sejinjing.
Artinya: bersama- sama dalam suka dan duka.

176. Berbilang dari esa, mengaji dari alif.
Artinya: mengerjakan sesuatu hendaknya dari permulaan (menurut aturan).

177. Berbuat jahat jangan sekali, terbawa cemar segala ahli.
Artinya: jangan sekali-kali berbuat jahat karena nama baik keluarga akan terbawa-bawa menjadi buruk.

178. Berbukit di balik pendakian.
Artinya: lepas dari kesukaran yang satu mendapat kesukaran lain.

179. Bercekak henti, silat terkenang.
Artinya: buah pikiran yang sudah terlambat tidak ada gunanya.

180. Bercerai sudah, talak tidak.
Artinya: sudah berpisah, tetapi belum sah diceraikan.

181. Bercerai tidak bertalak.
Artinya: pertalian suami-istri yang tidak sah (kalau bercerai tidak usah menjatuhkan talak).

182. Berdiang di abu dingin.
Artinya: tidak mendapat apa-apa (dari saudara, tuan rumah, dan sebagainya).

183. Berebut buluh tamiang belah.
Artinya: berkelahi memperebutkan sesuatu yang tidak berharga.

184. Berebut buluh tamiang hanyut, tangan luka buluh tamiang tak dapat.
Artinya: dua orang yang memperebutkan sesuatu sampai luka-luka, tetapi tidak ada hasilnya.

185. Berebut lontong tanpa isi.
Artinya: berlomba-lomba memperoleh sesuatu yang tidak berguna.

186. Berendam sesayak air, berpaut sejengkal tali.
Artinya: hidup serba kekurangan; penghidupan yang sangat susah (serba kekurangan).

187. Bergaduk diri, saku-saku diterbangkan angin.
Artinya: banyak membual, tetapi kantongnya kosong.

188. Bergantung di ujung kuku.
Artinya: dalam keadaan yang sangat berbahaya.

189. Bergantung pada rambut sehelai.
Artinya: berada dalam keadaan yang sangat sulit (bahaya).

190. Bergantung pada tali rapuh.
Artinya: menyandarkan hidupnya pada orang (jabatan, pekerjaan, dan sebagainya) yang lemah atau tidak tetap.

191. Bergantung tidak bertali (sehasta tali).
Artinya: perempuan yang ditinggalkan suaminya, tetapi tidak pula diceraikan; keadaan seorang gundik yang tidak sah.

192. Berguru dahulu sebelum bergurau.
Artinya: belajar dahulu sebelum bersenang-senang.

193. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Artinya: ilmu yang dituntut secara tidak sempurna, tidak akan berfaedah.

194. Berhakim kepada beruk.
Artinya: meminta pengadilan kepada orang yang tamak niscaya akan rugi.

195. Berhati baja, berurat kawat.
Artinya: tabah dan keras hati.

196. Berhitung nasib peruntungan.
Artinya: membicarakan nasib.

197. Beriak tanda tak dalam, berguncang tanda tak penuh.
Artinya: orang yang suka menyombong pertanda kurang dalam pengetahuannya.

198. Berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan lidah.
Artinya: ingat-ingat selalu dalam berbuat sesuatu.

199. Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.
Artinya: segala usaha hendaknya sampai kepada maksudnya.

200. Berjalan selangkah menghadap surut, berkata sepatah dipikirkan.
Artinya: selalu ingat-ingat (hati-hati) dalam melakukan pekerjaan apa pun.

201. Berjanjang naik, bertangga turun.
Artinya: menurut derajat dan kedudukan masing-masing; menurut aturan yang lazim berlaku.

202. Berkata peliharakan lidah.
Artinya: hendaklah berhati-hati mengeluarkan perkataan.

203. Berkata siang melihat-lihat, berkata malam mendengar-dengar.
Artinya: jika hendak membicarakan sesuatu, harus selalu berhati-hati.

204. Berkata-kata dengan lutut.
Artinya: berkata-kata dengan orang bodoh.

205. Berkayuh sambil ke hilir.
Artinya: sekali melakukan pekerjaan dua tiga maksud tercapai.

206. Berkelahi dalam kepuk.
Artinya: hal yang sukar diselesaikan.

207. Berkelahi dalam mimpi.
Artinya: berlelah-lelah dengan sia-sia.

208. Berkelahi di ekor alahan.
Artinya: mempertengkarkan sesuatu yang sudah beres (selesai) atau yang kurang penting.

209. Berkemudi di haluan, bergilir ke buritan.
Artinya: orang yang menurut perintah istrinya atau orang sebawahnya.

210. Berkepanjangan bagai agam.
Artinya: perbuatan (perkataan) yang berlarut-larut.

211. Berkeras tidak berkeris.
Artinya: bertindak keras, tetapi tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan diri.

212. Berkering air liur.
Artinya: perkataan (nasihat dan sebagainya) yang sia-sia.

213. Berketuk di luar sangkar, bertanam di luar pagar.
Artinya: mengemukakan keterangan (keberatan dan sebagainya) sesudah diputuskan.

214. Berkocak tanda tak penuh.
Artinya: orang yang banyak bicara menandakan kurang pengetahuannya.

215. Berkotakan (bernegerikan, berkubukan) betis.
Artinya: mengembara ke mana-mana (tidak tetap tempat tinggalnya).

216. Berkurai (hendak) memanjat kayu.
Artinya: sesuatu yang mustahil tercapai (terjadi dan sebagainya).

217. Berlaki anak semang.
Artinya: perempuan yang buruk kelakuannya.

218. Berlayar atas angin.
Artinya: mendapat bantuan atau sokongan orang lain.

219. Berlayar bernakhoda, berjalan dengan yang tua.
Artinya: setiap mengerjakan sesuatu hendaklah menuruti nasihat (petunjuk) orang yang ahli atau yang berpengalaman.

220. Berlayar menentang (mengadang, menuju) pulau.
Artinya: setiap usaha harus ada tujuannya.

221. Berlayar sambil memapan.
Artinya: menyelesaikan dua tiga pekerjaan sekaligus.

222. Berlayar sampai ke pulau, berjalan sampai ke batas.
Artinya: segala usaha hendaklah diselesaikan sampai tercapai maksudnya.

223. Berleleran bagai getah di lalang.
Artinya: tidak keruan (tentang percakapan atau pembicaraan).

224. Berlidah di lidah orang.
Artinya: hanya menurut perkataan orang saja.

225. Berlurah di balik pendakian.
Artinya: maksud lain yang tersembunyi.

226. Bermain air basah, bermain api lecur.
Artinya: tiap pekerjaan atau usaha ada susahnya.

227. Bermain air basah, bermain api letup, bermain pisau luka.
Artinya: tiap perbuatan atau pekerjaan ada akibatnya (risikonya).

228. Bermalam di bawah nyiur pinang, orang, kata orang diturut.
Artinya: hendaklah kita mengikuti adat-istiadat negeri yang kita tempati.

229. Berminyak biar licin (lecak).
Artinya: tanggung-tanggung; setengah-setengah.

230. Berminyak mukanya.
Artinya: senang; gembira.

231. Bermulut di mulut orang.
Artinya: selalu meniru perkataan orang.

232. Bernapas ke luar badan.
Artinya: lebih percaya pada pendapat orang lain daripada percaya pada pendapat sendiri.

233. Berniaga di ujung lidah.
Artinya: orang pandai yang tidak jujur.

234. Beroleh badar tertimbakan.
Artinya: mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.

235. Beroleh lumpur di tempat yang kering.
Artinya: mendapat kesusahan yang tidak disangka-sangka.

236. Beroleh sehasta hendak sedepa.
Artinya: sudah diberi sedikit, mau minta lebih lagi.

237. Berpaut sehasta tali.
Artinya: tidak dapat berbuat sekehendak hatinya.

238. Berpilin-pilin bagai kelindan.
Artinya: sudah menjadi satu benar, tidak dapat diceraikan lagi.

239. Bersaksi ke lutut.
Artinya: menjadikan sahabat (sanak saudara sendiri) sebagai saksi; meminta nasihat kepada orang bodoh.

240. Bersalai tidak berapi.
Artinya: mengandung (hamil), tetapi tidak bersuami.

241. Bersandar di lemang hangat.
Artinya: berlindung kepada orang yang jahat (zalim dan sebagainya).

242. Bersarak serasa hilang, bercerai serasa mati.
Artinya: seseorang yang sangat rindu karena perceraian dengan kekasihnya.

243. Bersawah seperempat piring, ke sawah sama dengan orang.
Artinya: orang miskin yang bertingkah laku sebagai orang kaya.

244. Berselubung sama bungkuk, melompat sama patah.
Artinya: (persahabatan yang) seia sekata, sehina semalu.

245. Berserah berkabilan.
Artinya: sudah memercayakan sesuatu kepada orang, tetapi masih mengawasinya juga (jadi, tidak percaya sungguh-sungguh).

246. Bersesak-sesak bagai ular tidur.
Artinya: seseorang yang disesakkan, seperti ditagih utang berulang-ulang.

247. Bersesapan belukar.
Artinya: pekerjaan yang tidak sempurna.

248. Bersua baji dengan matan.
Artinya: keras (berani, kuat) lawan keras (berani, kuat).

249. Bersua beliung dengan sangkal.
Artinya: sesuai benar (karena sepaham dan setujuan).

250. Bersukat darah, bertimbang daging (dengan).
Artinya: berperang mati-matian (dengan).

251. Bersuluh menjemput api.
Artinya: bertanya tentang sesuatu yang sudah diketahui.

252. Bersuluh tengah hari (lagi terang lagi bersuluh).
Artinya: perkara yang sudah nyata (terang); menyia-nyiakan uang (tenaga dan sebagainya).

253. Bersurih bak sepasin, berjejak bak berkik, berbau bak embacang.
Artinya: ada tanda-tanda (bukti) yang nyata dan sah dalam suatu kejahatan.

254. Bersutan di mata beraja di hati.
Artinya: orang yang suka berbuat sesuka hati dan sewenang-wenang.

255. Bertabur bijan ke tasik.
Artinya: membuang-buang uang (waktu dan tenaga).

256. Bertali boleh dieret, bertampuk boleh dijinjing.
Artinya: ada tanda (bukti) yang jelas atau yang boleh dipegang teguh.

257. Bertanam biji hampa.
Artinya: sia-sia; tidak dipedulikan.

258. Bertanam tebu di bibir.
Artinya: mengeluarkan kata-kata manis (untuk membujuk dan sebagainya).

259. Bertandang ke surau.
Artinya: bertamu ke rumah orang dengan tidak mendapat jamuan apa-apa.

260. Bertandang membawa lapik.
Artinya: tamu yang berkunjung membawa bekal atau makanan sendiri ke tempat ia datang atau menumpang.

261. Bertanjak baru bertinjau.
Artinya: melakukan sesuatu sebagaimana mestinya.

262. Berteduh di bawah betung.
Artinya: beroleh pertolongan yang tidak memadai.

263. Bertemu beliung dengan ruyung.
Artinya: sama-sama kuat (tentang permusuhan).

264. Bertemu muka dengan tedung.
Artinya: bertemu (berharap-harap) antara dua orang yang sama-sama kuat (pandai); sama-sama pandai (kuat dan sebagainya).

265. Bertemu ruas dengan buku.
Artinya: sesuai benar; serasi; sudah jodohnya (seorang lelaki dengan perempuan).

266. Bertemu teras dengan beliung.
Artinya: dua orang bertengkar yang sifatnya sama-sama keras.

267. Bertepuk sebelah tangan tidak akan berbunyi.
Artinya: kasih sayang tidak mungkin datang dari satu pihak.

268. Bertepuk sebelah tangan.
Artinya: tidak bersambut dengan baik, hanya dari sebelah pihak (tentang kebaikan atau cinta kasih).

269. Bertiraikan banir.
Artinya: tidak mempunyai rumah.

270. Bertitah lalu sembah berlaku.
Artinya: jika kehendak orang lain kita turut, kehendak kita pun akan diturut juga.

271. Bertohor air liur.
Artinya: sudah banyak memberi nasihat, tetapi tidak diindahkan.

272. Bertopang pangkal seia.
Artinya: berbantah dapat menjadi dasar mencapai persetujuan.

273. Bertukar beruk dengan cigak.
Artinya: sama saja halnya.

274. Bertunggul ditarah, kesat diampelas.
Artinya: sudah beres (tentang perselisihan).

275. Berudang di balik batu.
Artinya: ada suatu maksud yang tersembunyi.

276. Besar berudu di kubangan, besar buaya di lautan.
Artinya: tiap-tiap orang besar berkuasa di tempat atau di lingkungan masing-masing.

277. Besar bungkus tak berisi.
Artinya: orang yang besar cakap, tetapi kepandaiannya tidak ada.

278. Besar kapal besar gelombang.
Artinya: makin tinggi pangkatnya atau makin besar perniagaannya, makin banyak pula risikonya.

279. Besar kayu besar bahannya.
Artinya: jika penghasilan besar, pengeluarannya pun besar pula.

280. Besar kayu besar dahannya.
Artinya: makin banyak pendapatan (uang) makin banyak pula yang dibelanjakan.

281. Besar pasak daripada tiang.
Artinya: belanja lebih besar daripada pendapatan.

282. Besar periuk besar kerak.
Artinya: makin banyak pendapatan makin banyak pula pengeluaran.

283. Besar senggulung daripada beban, besar pasak daripada tiang.
Artinya: besar belanja daripada pendapatan.

284. Besi baik dibajai (diringgiti).
Artinya: barang yang sudah baik ditambah baik lagi.

285. Besi baik tiada berkarat (budi baik tak dilupakan).
Artinya: perbuatan yang baik selamanya terpuji.

286. Betapa pun lurus paku, ujungnya berkelok juga.
Artinya: orang yang jahat, biarpun kelihatan baik, hatinya tetap jahat juga.

287. Betung ditanam, aur tumbuh.
Artinya: mengharapkan sesuatu yang baik (menguntungkan), tetapi memperoleh yang sebaliknya.

288. Biang menanti tembuk.
Artinya: perkara yang hampir mendapat keputusan.

289. Biar berputih tulang, jangan berputih mata (lebih baik berputih tulang daripada berputih mata).
Artinya: lebih baik mati daripada menanggung malu.

290. Biar dahi berluluk, asal tanduk mengena.
Artinya: apa pun akan dilakukan asal maksud tercapai.

291. Biar kalah sabung asalkan menang sorak.
Artinya: biar harta habis asal hati senang (puas).

292. Biar lambat laga, asal menang.
Artinya: biar lambat asal selamat.

293. Biar miskin asal cerdik, terlawan jua orang kaya.
Artinya: kebijaksanaan itu lebih utama daripada kekayaan.

294. Biar putih tulang, jangan putih mata.
Artinya: lebih baik mati daripada mendapat malu.

295. Biar singit jangan tertiarap.
Artinya: jika mendapat kerugian (kesusahan dan sebagainya), hendaklah diikhtiarkan agar tidak terlalu rugi dan sebagainya; tidak apa-apa rugi sedikit, asal jangan habis sama sekali (hartanya).

296. Biar sipi (asal) jangan sesat.
Artinya: jika telah menderita kerugian (kekalahan, kesusahan, dan sebagainya) hendaknya diusahakan supaya jangan terlampau menderita; biar rugi sedikit, asal jangan rugi banyak.

297. Biar telinga rabit, asal dapat bersubang.
Artinya: biar badan terasa sakit asal menjadi cantik.

298. Biar tersengat, jangan tiarap.
Artinya: hendaklah diusahakan supaya jangan telanjur merugi dan sebagainya.

299. Biar titik, jangan tumpah.
Artinya: biar rugi sedikit asal jangan rugi banyak.

300. Bibirnya bukan diretak panas.
Artinya: perkataannya (nasihatnya) tidak sia-sia.

301. Biduk lalu kiambang bertaut.
Artinya: orang yang berkelahi atau bertengkar yang akhirnya berbaik dan berkumpul kembali (tentang orang ramai berkumpul); lekas berbaik atau berkumpul kembali (seperti perselisihan antara sanak keluarga).

302. Biduk tiris menanti karam.
Artinya: sudah tidak tertolong lagi.

303. Bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikuti.
Artinya: berlagak pandai (tidak mau mendengarkan nasihat orang).

304. Bintang di langit boleh dibilang, tetapi arang di muka tak sadar.
Artinya: cela (kesalahan, keburukan, dan sebagainya) orang lain diketahui, tetapi cela sendiri tidak tahu.

305. Bodoh tak terajari, pintar tak terikuti.
Artinya: berlagak pandai, padahal tidak tahu apa-apa.

306. Bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas.
Artinya: meskipun bodoh, dapat juga memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya.

307. Bondong air, bondong ikan.
Artinya: gerakan suatu perkumpulan selalu bergantung kepada kegiatan dan kecakapan pemimpinnya; orang banyak biasanya mengikuti jejak atau anjuran orang terkemuka (pemimpin).

308. Buah hati cahaya mata.
Artinya: dikatakan tentang anak yang sangat disayang.

309. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Artinya: kemiripan sikap, perilaku, dan pola pikir antara anak dengan orang tuanya.

310. Buah manis berulat di dalamnya.
Artinya: perkataan yang manis-manis biasanya mengandung maksud yang kurang baik.

311. Buah tangisan beruk.
Artinya: gadis cantik yang menjadi idaman anak bujang.

312. Buaian diguncang, anak dicubit.
Artinya: perbuatan dan tutur kata yang baik untuk menutupi perbuatan atau maksud yang jahat.

313. Buka kulit, ambil (tampak) isi.
Artinya: jujur dan terus terang (dalam perundingan dan sebagainya).

314. Bukan budak makan pisang.
Artinya: bukan orang yang dapat dipermainkan (ditipu).

315. Bukan tanahnya menjadi padi.
Artinya: bukan tampannya yang akan menjadi orang baik-baik.

316. Bukit jadi paya.
Artinya: orang kaya (mulia) menjadi miskin (hina).

317. Bulan naik, matahari naik.
Artinya: mendapat untung di sana-sini.

318. Bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat.
Artinya: kata sepakat dapat diperoleh melalui perundingan.

319. Bulat boleh digulingkan, pipih boleh dilayangkan.
Artinya: sudah sepakat benar; sudah putus mufakat.

320. Bulu mata bagai seraut jatuh.
Artinya: alis yang melengkung, runcing bentuknya dan bagus.

321. Bumi berputar zaman beredar.
Artinya: keadaan zaman selalu berubah.

322. Bumi mana yang tak kena hujan.
Artinya: manusia mana yang tidak khilaf dan berbuat salah.

323. Bumi tidak selebar daun kelor.
Artinya: dunia tidak sempit.

324. Bunga dipetik perdu ditendang.
Artinya: hanya mau mengambil keuntungan saja (misalnya istri dikasihi, mertua dibenci).

325. Bunga yang layu balik kembang.
Artinya: orang yang sudah tua, tetapi suka bersolek seperti orang muda; mula-mula dicela akhirnya dipuji.

326. Bunganya dipersunting, pangkalnya diberaki.
Artinya: hanya mau mengambil keuntungan saja.

327. Bungkuk baru betul, (buta baru celik).
Artinya: orang hina (miskin) yang menjadi mulia (kaya) sehingga berbuat yang bukan-bukan.

328. Bungkuk kail hendak mengena.
Artinya: tipu muslihat untuk mencari keuntungan.

329. Bungkuk sejengkal tidak terkedang.
Artinya: tidak mau mendengar kata orang; keras kepala.

330. Buntat hendak jadi kemala.
Artinya: tidak tahu diri.

331. Bunyi perempuan di air.
Artinya: ramai (gaduh sekali).

332. Buruk muka cermin dibelah.
Artinya: karena kesalahan (kebodohan) sendiri, orang lain dipersalahkan.

333. Buruk perahu, buruk pangkalan.
Artinya: tidak sudi lagi menginjak rumah bekas istrinya atau tempat bekerja yang telah ditinggalkan.

334. Burung terbang dipipiskan lada.
Artinya: sudah bersiap untuk bersenang-senang dengan sesuatu yang belum lagi diperoleh.

335. Busuk kerbau, jatuh berdebuk.
Artinya: perbuatan yang kurang baik lambat laun akan ketahuan orang lain juga.

336. Busuk-busuk embacang (embacang buruk kulit).
Artinya: kelihatannya tidak baik (bodoh dan sebagainya), tetapi sebenarnya baik sekali (pandai).

337. Busut juga yang ditimbun anai-anai.
Artinya: yang biasa bersalah juga yang dituduh orang dalam suatu pekerjaan; orang yang kaya yang bertambah kekayaannya.

338. Buta baru celik (melihat).
Artinya: menjadi sombong karena beroleh kekayaan (pangkat dan sebagainya).

339. Buta kehilangan.
Artinya: dalam keadaan yang sangat sulit.

Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf B

Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia

Post a Comment

Arsip