LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf C

Menurut KBBI, peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu.

Peribahasa dapat berupa pepatah, ungkapan, perumpamaan, bidal, pemeo, dan tamsil/ibarat.

Berikut ini arti peribahasa dalam bahasa Indonesia yang berawalan huruf C.

1. Cacing hendak menjadi naga.
Artinya: orang hina hendak menyamai orang besar.

2. Cacing menjadi ular naga.
Artinya: orang hina (miskin) menjadi orang besar (kaya).

3. Cakap berdegar-degar, tumit diketing.
Artinya: banyak mulut, tetapi penakut.

4. Cakap berlauk (berlauk-lauk), makan dengan sambal lada.
Artinya: cakapnya seperti orang berada, padahal sesungguhnya hidupnya serba kekurangan.

5. Calak ganti asah (menanti tukang belum datang).
Artinya: sesuatu yang dipakai untuk sementara waktu saja sebelum ada yang lebih baik (jadi hanya sekadar mencukupi kebutuhan).

6. Campak bunga dibalas dengan campak tahi.
Artinya: memberi kebaikan dibalas dengan kejahatan.

7. Cangkat sama didaki lurah sama dituruni.
Artinya: sama-sama merasakan kesusahan atau kesenangan.

8. Cari umbut kena buku.
Artinya: mencari yang baik, mendapat yang buruk.

9. Carik-carik bulu ayam, lama-lama bercantum juga.
Artinya: perkelahian sesama saudara itu akhirnya berbaik juga.

10. Cekarau besar liang.
Artinya: orang yang suka menyombong atau membual; orang yang suka mencampuri urusan orang lain.

11. Cekel berhabis, lapuk berteduh.
Artinya: terlampau kikir tidak berfaedah sebab pada akhirnya harta kekayaan itu akan habis juga.

12. Cekur jerangau, ada lagi di ubun-ubun.
Artinya: masih sangat muda (belum berpengalaman).

13. Cencang dua segerai.
Artinya: sekali jalan dua pekerjaan selesai.

14. Cencang putus, tiang tumbuk.
Artinya: putusan yang mengikat.

15. Cepat kaki ringan tangan.
Artinya: suka menolong.

16. Coba-coba menanam mumbang, kalau tumbuh sunting negeri.
Artinya: kerjakan terus, barangkali ada hasilnya kelak.

17. Condong ditumpil, lemah diaduk.
Artinya: orang yang dalam kesulitan uang dan sebagainya diberi pertolongan.

18. Condong yang akan menimpa.
Artinya: perbuatan yang mendatangkan celaka.

19. Condong yang akan menongkat, rebah yang akan menegakkan.
Artinya: pemimpin yang akan membantu anak buahnya kalau mereka dalam kesusahan.

<p><b>1. Daging gajah sama dilapah, daging tuma sama dicecah.</b><br />Artinya:  banyak sama banyak, sedikit sama sedikit; adil.</p> <p><b>2. Dahan pembaji batang.</b><br />Artinya:  (orang kepercayaan yang) menyalahgunakan harta benda tuannya.</p> <p><b>3. Dahulu bajak daripada jawi.</b><br />Artinya:  sesuatu yang patut didahulukan dikemudiankan dan sebaliknya; tidak menurut aturan yang biasa.</p> <p><b>4. Dahulu timah, sekarang besi.</b><br />Artinya:  dikatakan tentang seseorang yang turun martabatnya (gengsinya atau kedudukannya); orang kaya yang telah habis harta bendanya.</p> <p><b>5. Dalam laut boleh diajuk, dalam hati siapa tahu.</b><br />Artinya:  apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang tidak dapat kita ketahui.</p> <p><b>6. Dalam madu berisi empedu.</b><br />Artinya:  dalam perkataan yang manis-manis biasanya berisi tipu daya yang tidak baik.</p> <p><b>7. Dalam rumah membuat rumah.</b><br />Artinya:  mencari keuntungan untuk diri sendiri ketika bekerja pada orang lain.</p> <p><b>8. Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan.</b><br />Artinya:  telah diketahui benar bagaimana isi hatinya (perangainya).</p> <p><b>9. Dapat durian runtuh.</b><br />Artinya:  mendapat untung dengan tidak bersusah payah.</p> <p><b>10. Dapat kijang teruit.</b><br />Artinya:  mendapat keuntungan tanpa harus bersusah payah.</p> <p><b>11. Dapat tebu rebah.</b><br />Artinya:  mendapat untung.</p> <p><b>12. Darah baru setampuk pinang.</b><br />Artinya:  masih muda sekali (belum banyak pengalaman).</p> <p><b>13. Dari jung turun ke sampan.</b><br />Artinya:  turun pangkat; turun martabat.</p> <p><b>14. Dari lecah lari ke duri.</b><br />Artinya:  menghindarkan diri dari kesukaran, mendapat yang lebih besar.</p> <p><b>15. Dari semak ke belukar.</b><br />Artinya:  meninggalkan sesuatu yang buruk, mendapatkan yang buruk pula.</p> <p><b>16. Daripada cempedak, lebih baik nangka, daripada tidak, lebih baik ada.</b><br />Artinya:  benda yang sedikit (kurang baik) pun jadilah daripada tidak sama sekali.</p> <p><b>17. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.</b><br />Artinya:  daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.</p> <p><b>18. Daripada hidup berlumur tahi, lebih baik mati bertimbun bunga.</b><br />Artinya:  daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.</p> <p><b>19. Datang tampak muka, pulang tampak punggung.</b><br />Artinya:  datang dan pergi hendaklah memberi tahu.</p> <p><b>20. Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar.</b><br />Artinya:  tidak diperlakukan sebagaimana mestinya (tentang tamu).</p> <p><b>21. Degar degar merpati.</b><br />Artinya:  perselisihan (antara suami istri) yang tidak menyebabkan renggang, melainkan justru merapatkan.</p> <p><b>22. Dekat dapat ditunjal, jauh dapat ditunjuk.</b><br />Artinya:  perkataan atau pengakuan yang dapat dibuktikan kebenarannya.</p> <p><b>23. Dekat mencari indu, jauh mencari suku.</b><br />Artinya:  jika merantau ke tempat yang dekat, kita mencari indu (orang yang seketurunan dengan kita), tetapi kalau kita merantau ke tempat yang jauh, kita mencari orang yang satu suku saja dengan kita sudah cukup.</p> <p><b>24. Dekat mencari suku, jauh mencari hindu.</b><br />Artinya:  mencari pertalian keluarga; menyusur galur.</p> <p><b>25. Dekat tak tercapai jauh tak berantara.</b><br />Artinya:  menginginkan sesuatu, tetapi tidak mampu untuk mendapatkannya.</p> <p><b>26. Delapan tapak bayang-bayang.</b><br />Artinya:  alamat waktu kira-kira pukul 08.00.</p> <p><b>27. Dengan sesendok madu dapat lebih banyak ditangkap serangga daripada dengan cuka sesendok.</b><br />Artinya:  dengan mulut manis serta ramah-tamah lebih banyak diperoleh sahabat (kawan) daripada dengan perkataan yang tajam dan muka yang masam.</p> <p><b>28. Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu.</b><br />Artinya:  kelihatan bagus, tetapi sebenarnya tidak demikian halnya.</p> <p><b>29. Di luar merah di dalam pahit.</b><br />Artinya:  kelihatan bagus, tetapi sebenarnya tidak demikian halnya.</p> <p><b>30. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung (di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung) di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.</b><br />Artinya:  harus menyesuaikan diri dengan adat dan keadaan tempat tinggal; menurutkan adat kebiasaan tempat yang didiami; hendaklah mengikuti adat negeri yang didiami.</p> <p><b>31. Di mana kayu bengkok, di sanalah musang meniti.</b><br />Artinya:  di tempat yang tidak terjaga, di situlah pencuri datang.</p> <p><b>32. Di mana pinggan pecah, di sana tembikar tinggal.</b><br />Artinya:  di mana orang meninggal di situ dikuburkan.</p> <p><b>33. Di mana ranting dipatah, di situ air disauk.</b><br />Artinya:  setiap orang hendaklah menurut adat kebiasaan di negeri tempat tinggalnya.</p> <p><b>34. Di mana tembilang terentak, di situlah cendawan tumbuh.</b><br />Artinya:  di mana perkara atau perselisihan tumbuh, di situlah diselesaikan.</p> <p><b>35. Di manakah berteras kayu mahang.</b><br />Artinya:  jangan mengharapkan sesuatu yang mustahil.</p> <p><b>36. Di muka hidung (di puncak hidung).</b><br />Artinya:  dekat sekali di depan orang.</p> <p><b>37. Di padang orang berlari, di padang sendiri berjingkat.</b><br />Artinya:  tabiat orang tamak, mau menerima pemberian orang, tetapi tidak mau memberi.</p> <p><b>38. Dialas bagai memengat.</b><br />Artinya:  (kalau) berkata hendaknya jangan asal berkata saja.</p> <p><b>39. Diam di laut masin tidak, diam di bandar tak meniru.</b><br />Artinya:  tidak mengikuti adat kebiasaan yang baik.</p> <p><b>40. Diam seribu basa.</b><br />Artinya:  diam sama sekali (tidak berkata sepatah pun).</p> <p><b>41. Diam-diam ubi (berisi).</b><br />Artinya:  pendiam atau diam, tetapi berpikir atau banyak pengetahuannya.</p> <p><b>42. Dianjak layu, dianggur mati.</b><br />Artinya:  seseorang yang telah menetapkan katanya, tidak akan mengubah lagi ketetapan itu karena sudah menjadi adat rasam.</p> <p><b>43. Dianjak layu, dibubut mati.</b><br />Artinya:  suatu kebenaran yang tidak boleh diubah lagi, tetapi harus dipakai terus.</p> <p><b>44. Dianjungkan seperti payung, ditambak seperti kasur.</b><br />Artinya:  sangat dimuliakan.</p> <p><b>45. Diasak layu, dicabut mati.</b><br />Artinya:  sesuatu yang tetap dan tidak diubah-ubah lagi.</p> <p><b>46. Dibakar tak hangus direndam tak basah.</b><br />Artinya:  sangat kikir; sangat kuasa.</p> <p><b>47. Diberi bertali panjang.</b><br />Artinya:  diberi kebebasan yang seluas-luasnya; dibiarkan berbuat sesuka hatinya.</p> <p><b>48. Diberi betis hendak paha.</b><br />Artinya:  diberi sedikit lalu menginginkan yang banyak (semuanya).</p> <p><b>49. Diberi kepala hendak bahu.</b><br />Artinya:  diberi sedikit lalu minta banyak.</p> <p><b>50. Diberi kuku, hendak mencekam (diberi kuku hendak mencengkam).</b><br />Artinya:  diberi kekuasaan, lalu hendak berbuat sewenang-wenang; diberi kuasa sedikit, lalu hendak berbuat sewenang-wenang.</p> <p><b>51. Diberi sejari, hendak setelempap.</b><br />Artinya:  orang yang diberi sedikit ingin lebih banyak lagi.</p> <p><b>52. Diberi sejengkal hendak sehasta, diberi sehasta hendak sedepa.</b><br />Artinya:  diberi sedikit lalu hendak minta lebih banyak lagi.</p> <p><b>53. Dibilang genap, dipagar ganjil.</b><br />Artinya:  kelihatannya beruntung, tetapi sebenarnya merugi.</p> <p><b>54. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa.</b><br />Artinya:  orang baru bekerja dengan baik dan sempurna sesudah ia dimarahi.</p> <p><b>55. Dicoba-coba bertanam mumbang, moga-moga tumbuh kelapa.</b><br />Artinya:  dicoba-coba mengusahakan sesuatu yang moga-moga menjadi besar dan mendatangkan hasil.</p> <p><b>56. Dientak alu luncung.</b><br />Artinya:  dikalahkan oleh orang bodoh.</p> <p><b>57. Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang.</b><br />Artinya:  rasa gelisah, khawatir; kacau balau.</p> <p><b>58. Diindang ditampi beras, dipilih antah satu-satu.</b><br />Artinya:  jika hendak mencari istri atau menantu hendaklah diselidiki betul-betul sebelumnya.</p> <p><b>59. Diiringi menyepak, dikemudiankan menanduk.</b><br />Artinya:  serba menyusahkan orang (misalnya tidak diajak berunding marah, diajak berunding pendiriannya tidak tegas).</p> <p><b>60. Dijual sayak, dibeli tempurung.</b><br />Artinya:  sama saja halnya, pekerjaan baru, tetapi tidak berbeda dari pekerjaan lama.</p> <p><b>61. Dikatakan berhuma lebar, sesapan di halaman.</b><br />Artinya:  memegahkan kekayaan (keberanian dan sebagainya), tetapi tidak ada tanda-tanda kekayaan (keberaniannya).</p> <p><b>62. Dikati sama berat, diuji sama merah.</b><br />Artinya:  seimbang derajatnya (kedudukannya, pangkatnya, dan sebagainya).</p> <p><b>63. Dikerkah dia menampar pipi, dibakar dia melilit puntung.</b><br />Artinya:  selalu hendak membalas kepada orang yang berbuat jahat.</p> <p><b>64. Dilengah (dimabuk) beruk berayun.</b><br />Artinya:  merasa senang (asyik) akan sesuatu yang tidak ada gunanya.</p> <p><b>65. Dilihat pulut, ditanak berderai.</b><br />Artinya:  apa yang kelihatan di luar (pada lahirnya) berlainan dengan keadaan sebenarnya (seperti kelihatannya pandai, sebenarnya tidak tahu apa-apa).</p> <p><b>66. Diminta tebu, diberi teberau.</b><br />Artinya:  diberi sesuatu yang berlainan dengan yang dijanjikan.</p> <p><b>67. Dinding teretas, tangga terpasang.</b><br />Artinya:  sudah nyata (terbukti) bahwa seseorang kecurian; sesuatu yang telah cukup buktinya.</p> <p><b>68. Dipilih antah satu-satu.</b><br />Artinya:  dipilih atau diperiksa dengan saksama.</p> <p><b>69. Diraih siku ngilu, direngkuh lutut sakit.</b><br />Artinya:  serba salah dalam suatu pekerjaan yang sangat sulit, dikerjakan berbahaya tidak dikerjakan berbahaya pula.</p> <p><b>70. Dirintang siamang berbual.</b><br />Artinya:  asyik melihat sesuatu yang tidak berguna dengan menghabiskan waktu.</p> <p><b>71. Disangka panas sampai petang, kiranya hujan tengah hari.</b><br />Artinya:  disangka akan senang atau mulia selamanya, tetapi tiba-tiba ditimpa musibah sehingga jatuh melarat.</p> <p><b>72. Disangka tiada akan mengaram, ombak yang kecil diabaikan.</b><br />Artinya:  tiada mengindahkan bahaya yang kecil, akhirnya tertimpa bencana besar.</p> <p><b>73. Diserakkan padi awak diimbaukan orang lain.</b><br />Artinya:  orang lain dipelihara, keluarga sendiri disia-siakan.</p> <p><b>74. Disigai sampai ke langit (tinggi disigai, besar ditebang).</b><br />Artinya:  suatu perkara diselidiki secara tuntas; diselidiki (diusut) sebaik-baiknya.</p> <p><b>75. Disisih bagai antah.</b><br />Artinya:  diasingkan dari yang lain; tidak disukai.</p> <p><b>76. Ditebuk (dikerobok) tikus.</b><br />Artinya:  sudah hilang kegadisannya (sudah tidak gadis lagi).</p> <p><b>77. Ditetak belah, dipalu belah, tembikar juga akan jadinya.</b><br />Artinya:  walau bagaimanapun disiksa dan disakiti akhirnya kalau mati tetap jadi mayat.</p> <p><b>78. Ditindih yang berat, dililit yang panjang.</b><br />Artinya:  tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan orang (kemalangan dan sebagainya).</p> <p><b>79. Diuji sama merah, dalam hati (ditail) sama berat.</b><br />Artinya:  sudah cocok benar (tentang suami istri).</p> <p><b>80. Duduk berkisar, tegak berpaling.</b><br />Artinya:  tidak mau menepati janji.</p> <p><b>81. Duduk dengan sukatan.</b><br />Artinya:  kaya; berada.</p> <p><b>82. Duduk di ambung-ambung taji.</b><br />Artinya:  selalu merasa khawatir (gelisah).</p> <p><b>83. Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarak (duduk meraut ranjau, berdiri melihat musuh).</b><br />Artinya:  selalu bekerja dengan waspada.</p> <p><b>84. Duduk sama rendah, tegak (berdiri) sama tinggi.</b><br />Artinya:  sejajar kedudukannya (tingkatnya atau martabatnya).</p> <p><b>85. Duduk seorang bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang.</b><br />Artinya:  dengan musyawarah atau secara gotong royong segala sesuatunya mudah dilaksanakan.</p>

Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia

Post a Comment

Arsip