LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Datang Dara Hilang Dara, Puisi Terjemahan Chairil Anwar dari Karya Penyair Cina

"Datang Dara, Hilang Dara" adalah puisi bagus terjemahan Chairil Anwar dari puisi karya Hsu Chih-Mo (1897-1931) yang berjudul "A Song of The Sea".

Hsu Chih-Mo atau Xu Zhimo adalah seorang penyair Tiongkok (Cina) di awal abad ke-20. Dia terkenal sebagai penyair beraliran romantik yang berusaha melepaskan puisi Cina dari aturan ketat yang membelenggu. Dia merupakan pemimpin dalam gerakan puisi modern Cina.

"Datang Dara, Hilang Dara" mudah dinikmati karena diksi (pilihan kata) yang digunakan tidak rumit, meskipun tetap elegan. Secara harfiah, puisi ini bercerita tentang gadis yang bermain-main di pantai saat senja yang kemudian hilang ditelan gelombang laut. Puisi ini didaftarkan di majalah oleh Chairil Anwar sekitar tahun 1948, beberapa bulan sebelum kematiannya.


Teks Puisi Datang Dara, Hilang Dara karya terjemahan Chairil Anwar

DATANG DARA, HILANG DARA

“Dara, dara yang sendiri
Berani mengembara
Mencari di pantai senja,
Dara, ayo pulang saja, dara!”

“Tidak, aku tidak mau!
Biar angin malam menderu
Menyapu pasir, menyapu gelombang
Dan sejenak pula halus menyisir rambutku
Aku mengembara sampai menemu.”

“Dara, rambutmu lepas terurai
Apa yang kaucari.
Di laut dingin di asing pantai
Dara, pulang! pulang!”

“Tidak, aku tidak mau!
Biar aku berlagu, laut dingin juga berlagu
Padaku sampai ke kalbu
Turut serta bintang-bintang, turut serta bayu,
Bernyanyi dara dengan kebebasan lagu.”

“Dara, dara, anak berani
Awan hitam mendung mau datang menutup
Nanti semua gelap, kau hilang jalan
Ayo pulang, pulang, pulang.”

“Heeyaa! Lihat aku menari di muka laut
Aku jadi elang sekarang, membelah-belah gelombang
Ketika senja pasang, ketika pantai hilang
Aku melenggang, ke kiri ke kanan
Ke kiri, ke kanan, aku melenggang.”

“Dengarkanlah, laut mau mengamuk
Ayo pulang! pulang dara,
Lihat, gelombang membuas berkejaran
Ayo pulang! Ayo pulang.”

“Gelombang tidak mau menelan aku
Aku sendiri getaran yang jadikan gelombang,
Kedahsyatan air pasang, ketenangan air tenang
Atap kepalaku hilang di bawah busah & lumut.”

“Dara, di mana kau, dara
Mana, mana lagumu?
Mana, mana, kekaburan ramping tubuhmu?
Mana, mana daraku berani?”

Malam kelam mencat hitam bintang-bintang
Tidak ada sinar, laut tidak ada cahaya
Di pantai, di senja tidak ada dara
Tidak ada dara, tidak ada, tidak –


Teks Puisi A Song Of The Sea Karya Hsu Chih-Mo

Puisi A Song Of The Sea yang diterjemahkan oleh Chairil Anwar adalah sebagai berikut ini.

A SONG OF THE SEA
I
“Girl, girl alone,
Why do you wander
The twilight shore?
Girl, go home, girl!”

“No, I won’t go!
Let the evening wind blow
On the sands, in the glow.
My hair is combed by the winds,
As I wander to and fro.”

II
“Girl, with the hair uncombed,
Why do you stay
By the cold silent sea?
Girl, go home girl!”

“No, let me sing,
Let me sing, wild sea who sings to me
Under the starlight, in the cool winds
A girl’s voice singing free”

III
“Girl daring girl
Dark clouds are coming over the sea’s edge
Soon there will be fierce clouds
Girl, go home, go!”

“Look, I am dancing in the air,
I am a seagull dancing among waves,
In the evening tide, in the sands,
Swiftly hovering, gracefully,
Back and forth, back and forth.”

IV
“Hark, the wild rages of the wild sea!
Girl, go home, go!
Look, the waves are fierce beasts.
Girl, go home, girl!”

“The wave will not eat me,
I am like the tossing of the wild sea !
In the tide’s song, in the wave’s light
I hurry amidst the sea-foam,
Tumbling, tumbling!”

V
“Girl, where are you girl?
Where is your song?
Where is your graceful body?
Where are you, daring one?”

The dark night eats up all the stars
There is no more light on the sea,
No more girl on the beach,
No more girl – no –


Analisis Arti Puisi

Secara harfiah, puisi ini bercerita tentang seorang gadis yang bermain-main di pantai saat senja. Seorang yang menyayanginya mengajaknya pulang, apalagi cuaca di pantai sedang tidak baik. Akan tetapi, sang gadis menolak ajakan tersebut. Bahkan ketika sang gadis tahu bahwa gelombang pasang sedang mengamuk, ia tetap nekad untuk tetap berada di pantai. Pada akhirnya, sang gadis hilang di telan gelombang laut.

Jika kita menganalisis lebih jauh, kita dapat mendapat makna yang lebih mendalam, sebagai berikut.

1. Dara / gadis menggambarkan usia muda. Dalam usia muda, seseorang mendambakan kebebasan. Di usia muda, seseorang penuh dengan keberanian. Di usia muda, seseorang mencari jati diri. Di usia muda, seseorang tidak peduli dengan marabahaya, selama ia meyakini bahwa apa yang dia tempuh sesuai dengan pikirannya.

2. Dalam mencari jati dirinya, sang dara melakukan sesuatu hal menuruti kata hatinya.

3. Seseorang yang dekat dengan sang dara (sepertinya adalah orang tuanya), merasa khawatir dengan apa yang dilakukan oleh sang dara, karena ia merasa jalan yang ditempuh oleh sang dara penuh dengan risiko dan marabahaya. Dia mengajak sang dara untuk kembali ke rumah.

4. Sang dara tidak peduli dengan ajakan itu, sebab ia sadar bahwa jalan yang ditempuh memang memiliki risiko. Tetapi risiko itu sesuai dengan jalan hidupnya. Ia menginginkan kehidupan yang sesuai dengan nuraninya.

5. Pada akhirnya, kekhawatiran dari orang tua dara terjadi. Sang dara telah terbawa arus kehidupan yang ia inginkan. Sang dara tidak lagi kembali dan tidak pernah dijumpai kembali olehnya.

OlderNewest

Post a Comment

Arsip