LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

5 Kesalahan LDR Yang Harus Dihindari

fajarilmu.com - Setiap pasangan suami istri (pasutri) tentu ingin hidup berdekatan dan berdampingan. Ada kebahagiaan tersendiri ketika seorang suami berada di sisi sang istri setiap hari.

Namun, kenyataan hidup seringkali berbicara lain. Ada banyak pasutri yang terpaksa harus tinggal berjauhan dan menjalani hubungan cinta jarak jauh (Long Distance Relationship / LDR).

Hidup berjauhan dengan pasangan amatlah berat bagi seseorang. Tidak ada orang yang memperhatikan dirinya sehari-hari. Tidak ada orang yang memeluk erat ketika ada masalah menimpa. Tidak ada tempat pelampiasan apabila rindu bergejolak di dalam dada.

Meski demikian, hubungan jarak jauh harus disikapi dengan bijak supaya ikatan rumah tangga dapat tetap terjalin erat. Ketidakmampuan seseorang dalam menyikapi LDR dapat berujung pada persoalan rumah tangga yang rumit. Bahkan, hubungan jarak jauh dapat berujung kepada malapetaka dalam perkawinan berupa perceraian.

Untuk itu, seseorang yang menjalani LDR dengan kekasih hatinya hendaknya selalu berhati-hati. Jangan sampai seseorang melakukan kesalahan fatal yang berakibat putusnya ikatan perkawinannya dengan sang pasangan.

Kesalahan dalam Long Distance Relationship yang harus dihindari

Apa saja kesalahan yang harus dihindari dalam hubungan LDR? Berikut beberapa di antaranya.

1. Berselingkuh dengan orang lain

LDR membuka peluang lebar bagi seseorang untuk melakukan perselingkuhan. Tiadanya pasangan yang mengawasi memberi dirinya keleluasaan untuk menjalin asmara dengan orang lain.

Pada beberapa orang, perselingkuhan sering kali diawali hanya pertemanan biasa dengan lawan jenis, yang kemudian meningkat menjadi jalinan asmara.

Perselingkuhan adalah kesalahan terbesar dalam hubungan LDR. Meski mungkin pada awalnya hanya main-main, tetapi hal ini akan berdampak pada retaknya hubungan rumah tangga.

Bagi orang yang berselingkuh, rasa cinta yang ia miliki kepada pasangan akan menipis karena ia telah mendapatkan tambatan hati yang lain. Bahkan, cintanya kepada selingkuhan bisa jadi lebih besar daripada cintanya kepada pasangan resminya.

Bagi pihak yang diselingkuhi, perselingkuhan adalah hal yang biasanya tak termaafkan. Kepercayaan yang ia miliki pada sang pasangan telah tercabik-cabik. Apalagi jika perselingkuhan berujung pada hubungan yang lebih serius.

Efek terburuk dari perselingkuhan adalah perceraian. Jika pun tidak bercerai, hubungan antara pasutri sulit untuk bisa seharmonis sebelumnya.

2. Menuduh pasangan berselingkuh

Hidup berjauhan membuat seseorang diliputi dengan rasa cemburu yang kuat pada pasangannya.

Perasaan cemburu adalah sesuatu yang wajar dan baik. Namun, perasaan yang berlebihan akan berdampak buruk bagi seseorang dan bagi hubungannya dengan pasangan. Apalagi jika rasa cemburu tersebut diikuti dengan tuduhan bahwa pasangan telah berselingkuh dengan orang lain tanpa ada suatu bukti yang jelas.

Tuduhan adalah sesuatu yang serius dan harus disertai dengan bukti yang jelas. Seringkali tuduhan dilontarkan hanya karena kabar burung sehingga mengakibatkan percekcokan dan dendam yang tidak berkesudahan.

Tuduhan tidak sama dengan konfirmasi. Tentu saja seseorang tidak boleh hanya mendiamkan saat ada kabar burung mengenai kedekatan pasangan dengan orang lain. Ia hendaknya mengonfirmasi kebenaran berita tersebut, baik bertanya secara langsung kepada pasangan dengan nada yang baik, bertanya pada kawan dekatnya, mencari bukti yang lebih jelas, dan lain sebagainya.

3. Berbohong kepada pasangan

Kebohongan adalah sesuatu yang merusak hubungan rumah tangga. Kebohongan menimbulkan rasa ketidakpercayaan dalam hubungan yang dibina. Apa pun kebohongan itu, entah kecil atau besar, dapat berdampak buruk pada ikatan cinta pasutri.

Kebohongan yang satu sering diikuti dengan kebohongan yang lain. Awalnya kebohongan dilakukan untuk hal yang sepele, tetapi lama-lama akan merambat pada hal yang lebih serius.

Tentu saja, ada kalanya seseorang terpaksa harus berbohong pada pasangan untuk alasan kebaikan. Namun, secara umum bersikap terbuka kepada pasangan adalah yang terbaik demi terbentuknya ikatan cinta yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

4. Mengabaikan komunikasi yang rutin

Salah satu upaya agar LDR bisa berjalan dengan baik adalah adanya komunikasi yang rutin. Dengan terjaganya komunikasi, ikatan batin antara suami istri akan tetap kuat. Pasutri bisa tetap saling bercanda, bercerita, mengeluh, mengucapkan kata cinta, atau melakukan banyak hal sebagaimana pasangan yang tidak berjauhan (tentu saja, minus perjumpaan secara fisik).

Tanpa adanya komunikasi, akan ada sesuatu yang hilang dari batin pasutri, semisal hilangnya rasa cinta pada pasangan. Kedekatan dengan pasangan tidak lagi erat. Ikatan batin akan merenggang dan muncullah perasaan cuek satu sama lain.

5. Tidak ingin mengetahui keadaan pasangan

Seseorang seharusnya memiliki keinginan untuk mengetahui keadaan pasangan.

Adanya keinginan tersebut merupakan tanda bahwa ia masih memiliki ikatan batin dengan pasangannya. Ia masih memiliki rasa cemburu. Ia ingin tahu apa yang dilakukan pasangan. Ia pun punya kepedulian terhadap permasalahan yang menimpa pasangan.

Jika seseorang tidak lagi ingin mengetahui keadaan pasangan, tandanya ada sesuatu yang salah pada dirinya. Mungkin cintanya sedang menurun sehingga dia harus hati-hati pada keadaan tersebut. Ia harus mengupayakan agar rasa cintanya pada pasangan tidak hilang sama sekali. Ia harus menumbuhkan kembali rasa cinta di hatinya, misalnya dengan cara mengintensifkan komunikasi dengan pasangan melalui telepon atau media lainnya.

***

Post a Comment

Arsip