){kind=link}
Konon, rubai ditemukan pertama kali oleh Rudaki, seorang penyair Persia. Rubai artinya empatan (yakni karena terdiri dari empat baris per baitnya). Dalam bahasa aslinya, rubai merupakan bentuk tunggal sementara rubaiyyat merupakan bentuk jamaknya (jadi satu bait saja dinamakan rubai, jika lebih dari satu bait dinamakan rubaiyyat).
Dalam bahasa Indonesia, istilah yang digunakan adalah rubai. Pengertian Rubai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring adalah "puisi berasal dari Arab-Parsi, mirip dengan syair, bersajak aa/ba, empat baris dalam satu bait."
Ciri-ciri rubai:
1.Satu bait terdiri dari empat baris.
2.Rima sajaknya adalah aaba (boleh aaaa).
3.Setiap bait biasanya bersifat mandiri, tidak terhubung atau tergantung pada bait lainnya.
Yang perlu diperhatikan dalam rubai adalah rimanya. Baris pertama, kedua, dan keempat bersajak; sedangkan baris ketiga tidak harus sama sajaknya dengan tiga baris lainnya (meskipun jika sama juga tidak apa-apa). Dengan kata lain, rimanya adalah aaba (boleh juga aaaa).
Rubai bisa digunakan untuk apa saja, bisa sebagai sindiran, nasihat, atau ejekan. Inti dari rubai biasanya terletak pada akhir baris. Dalam hal ini, Saib (penyair persia abad ke-17) menyatakan bahwa "Dalam rubai, larik terakhir itu menghunjamkan kuku jarinya ke hati." Hal ini bukan berarti tiga baris sebelumnya adalah sampiran (sebagaimana pantun yang memiliki sampiran di dua baris awal). Semua baris adalah isi, tetapi terdapat penekanan yang lebih di baris keempat.
Rubai yang paling terkenal adalah karya Omar Khayyam. Contoh rubai karangan Omar Khayyam (diterjemahkan oleh Amir Hamzah) adalah sebagai berikut:
Terbang ditayang kepak pikiran
Melayang ulama ke kota bintang
Bingung menyelidiki keadaan ini
Berpusing mereka dengan putaran-raya
Demikian penjelasan mengenai rubai atau rubaiyat. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Referensi:
1. Buku Rubaiyat Umar Khayyam (diterbitkan Pustaka Jaya)
2. kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rubai
Post a Comment